Jumat, 13 Mei 2016

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS IMUNISASI

BAB II
PEMBAHSAN
2.1.    Pengertian Imunisasi
          Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut.Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu .Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah penyakit lewat peningkatan kekebalan tubuh seseorang. Selama ini imunisasi lebih banyak diberikan pada masa anak-anak.

2.2    Macam-macam imunisasi
          Berdasarkan jenisnya imunisasi ada 2 macam ,yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
a.      Imunisasi Aktif  
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman/racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi anti bodi sendiri.  Contohnya adalah imunisasi BCG, DPT Combo, Hepatitis, Polio dan Campak.
b.      Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.

2.3         Tujuan Imunisasi
Untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang di sebabkan oleh penyakit tertentu yang dapat di cegah dengan imunisasi,misalnya penyakit TBC, Dipteri, batuk rejan, tetanus, polio, campak dan hepatitis.

2.4       Manfaat Imunisasi
Imunisasi bermanfaat untuk mencegah meluasnya penyakit-penyakit tertentu dan menghindari resiko kematian yang diakibatkannya.Manfaat jangka pendek imunisasi adalah pencegahan terhadap penyakit infeksi yang berbahaya dan mematikan,sedangkan manfaat jangka panjang imunisasi mencakup pemberantasan penyakit infeksi tersebut.

2.5       Efek Samping
Ini adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin betul-betul bekerja secara tepat,efek samping yang biasa terjadi yaitu: BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan; DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari; Campak: Anak mungkin biasa panas, kadang-kadang disertai dengan kemerahan 4-10 hari sesudah penyuntikan; Polio dan Hepatitis: tidak ada efek samping.  Perlu diingat efek samping imunisasi jauh lebih ringan dari pada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi.

2.6   Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi di Indonesia adalah:
1.    Difteri
Disebabkan oleh bakteri Corynebakterium Diphtheriae. Penyebarannya melalui kontak fisik dan pernafasan. Gejala awal adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan. 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernafasan yang berakibat kematian.
2.    Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari, adalah penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Penyebaran melalui tetesan-tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam dan batuk ringan yang lama-kelaman menjadi parah dan menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan keras. Komplikasinya adalah pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
3.    Tetanus
Disebabkan oleh Clostridium tetani yang menghasilkan neurotoksin. Tidak menyebar dari orang ke orang tetapi melalui kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam. pada bayi terdapat juga berhenti menetek (sucking) antara 3-28 hari setelah lahir. Berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku. Komplikasinya adalah patah tulang akibat kejang, pneumonia, dan infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian.


4. Tuberkulosis
Disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosa. Menyebar melalui pernafasan lewat bersin atau batuk. Gejala awal adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Selanjutnya batuk terus-menerus, nyeri dada dan mungkin batuk darah. Gejala tergantung pada organ yang diserang. Dapat menyebabkan kelemahan dan kematian.
5. Campak
Disebabkan oleh virus Myxovirus Viridae Measles. Disebarkan melalui udara sewaktu droplet  bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjungtivitis. Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki. komplikasinya adalah diare hebat, radang telinga dan infeksi saluran nafas.
6. Poliomyelitis
Penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1,2 atau 3. Secara klinis adalah anak dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (Acute Flaccid Paralysis/AFP). Penyebaran melaui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian terjadi jika otot-otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.
7.    Hepatitis B
Penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B yang merusak hati. Penyebarannya dari darah dan produknya melalui suntikan yang tidak aman, melalui tranfusi darah, dari ibu ke bayi selama proses persalinan atau melalui hubungan seksual. Pada anak sering kali subklinis dan tidak menimbulkan gejala. Gejala infeksi akut adalah merasa lemah, gangguan perut, dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning juga dapat dilihat pada mata ataupun kulit. Bisa menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis hepatis, kanker hati, dan menimbulkan kematian.
2.7    Sasaran Berdasarkan Usia Yang Diimunisasi
a.      Imunisasi Rutin
Imunisasi rutin diberikan kepada: bayi (di bawah satu tahun); Wanita Usia Subur (WUS) ialah wanita berusia 15 – 39 tahun termasuk ibu hamil (Bumil) dan Calon Pengantin (Catin); anak usia sekolah dasar.
b.      Imunisasi Tambahan
         Diberikan kepada bayi dan anak.

2.8     Tempat Untuk Mendapatkan Imunisasi
Tempat pelayanan imunisasi khususnya imunisasi dasar/imunisasi rutin dapat diperoleh di beberapa tempat yaitu : pusat pelayanan yang dimiliki oleh pemerintah seperti Puskesmas, Posyandu, Puskesmas Pembantu,Rumah Sakit atau Rumah Bersalin.

2.9    Kontra Indikasi  Pemberian Imunisasi
a.       Anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat merupakan kontra indikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari 38 derajat Celcius merupakan kontra indikasi  pemberian DPT/HB1 dan campak.
b.      Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang sakit, jangan berikan imunisasi. Mintalah ibu untuk kembali lagi jika bayinya sudah sehat.











2.10 Waktu/Jadwal Pemberian Imunisasi
a.     Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Tabel 2.1.
Jadwal Imunisasi Pada Bayi
UMUR
VAKSIN
0 bulan
HB 0
1 bulan
BCG, Polio 1
2 bulan
DPT Combo 1, Polio 2
3 bulan
DPT Combo 2, Polio 3
4 bulan
DPT Combo 3, Polio 4
9 bulan
Campak

Untuk bayi yang lahir di Rumah Sakit/Puskesmas/Rumah Bersalin/Rumah oleh tenaga kesehatan imunisasi hepatitis B segera diberikan dalam 24 jam pertama kelahiran. Pada Rumah Sakit yang mempunyai jumlah sasaran yang cukup besar dan tempat penyimpanan Vaksin (Lemari Es), Imunisasi BCG dan Polio 1 dapat diberikan sebelum bayi pulang kerumah (Usia 0 bulan).
 
b.             Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Anak SD dan Yang Sederajat
Tabel 2.2.
Jadwal Imunisasi Pada Anak SD
Imunisasi Anak
Sekolah
Pemberian
Imunisasi
Dosis
Kelas 1
DT
Campak
0,5 cc
0,5 cc
Kelas 2
TT
0,5 cc
Kelas 3
TT
0,5 cc






         c.   Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Wanita Usia Subur ( WUS
Tabel 2.3.
Jadwal Imunisasi Pada WUS
Imunisasi
Pemberian
Imunisasi
Selang Waktu
Pemberian Minimal
Masa Perlindungan
Dosis
TT WUS
T1
-
-
0,5 cc
TT WUS
T2
4 mg sth T1
3 Tahun
0,5 cc
TT WUS
T3
6 bl sth T2
5 Tahun
0,5 cc
TT WUS
T4
1 th sth T3
10 Tahun
0,5 cc
TT WUS
T5
1 th sth T4
25 Tahun
0,5 cc


MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS IMUNISASI

BAB II
PEMBAHSAN
2.1.    Pengertian Imunisasi
          Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut.Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu .Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah penyakit lewat peningkatan kekebalan tubuh seseorang. Selama ini imunisasi lebih banyak diberikan pada masa anak-anak.

2.2    Macam-macam imunisasi
          Berdasarkan jenisnya imunisasi ada 2 macam ,yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
a.      Imunisasi Aktif  
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman/racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi anti bodi sendiri.  Contohnya adalah imunisasi BCG, DPT Combo, Hepatitis, Polio dan Campak.
b.      Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.

2.3         Tujuan Imunisasi
Untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang di sebabkan oleh penyakit tertentu yang dapat di cegah dengan imunisasi,misalnya penyakit TBC, Dipteri, batuk rejan, tetanus, polio, campak dan hepatitis.

2.4       Manfaat Imunisasi
Imunisasi bermanfaat untuk mencegah meluasnya penyakit-penyakit tertentu dan menghindari resiko kematian yang diakibatkannya.Manfaat jangka pendek imunisasi adalah pencegahan terhadap penyakit infeksi yang berbahaya dan mematikan,sedangkan manfaat jangka panjang imunisasi mencakup pemberantasan penyakit infeksi tersebut.

2.5       Efek Samping
Ini adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin betul-betul bekerja secara tepat,efek samping yang biasa terjadi yaitu: BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan; DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari; Campak: Anak mungkin biasa panas, kadang-kadang disertai dengan kemerahan 4-10 hari sesudah penyuntikan; Polio dan Hepatitis: tidak ada efek samping.  Perlu diingat efek samping imunisasi jauh lebih ringan dari pada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi.

2.6   Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi di Indonesia adalah:
1.    Difteri
Disebabkan oleh bakteri Corynebakterium Diphtheriae. Penyebarannya melalui kontak fisik dan pernafasan. Gejala awal adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan. 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernafasan yang berakibat kematian.
2.    Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari, adalah penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Penyebaran melalui tetesan-tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam dan batuk ringan yang lama-kelaman menjadi parah dan menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan keras. Komplikasinya adalah pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
3.    Tetanus
Disebabkan oleh Clostridium tetani yang menghasilkan neurotoksin. Tidak menyebar dari orang ke orang tetapi melalui kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam. pada bayi terdapat juga berhenti menetek (sucking) antara 3-28 hari setelah lahir. Berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku. Komplikasinya adalah patah tulang akibat kejang, pneumonia, dan infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian.


4. Tuberkulosis
Disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosa. Menyebar melalui pernafasan lewat bersin atau batuk. Gejala awal adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Selanjutnya batuk terus-menerus, nyeri dada dan mungkin batuk darah. Gejala tergantung pada organ yang diserang. Dapat menyebabkan kelemahan dan kematian.
5. Campak
Disebabkan oleh virus Myxovirus Viridae Measles. Disebarkan melalui udara sewaktu droplet  bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjungtivitis. Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki. komplikasinya adalah diare hebat, radang telinga dan infeksi saluran nafas.
6. Poliomyelitis
Penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1,2 atau 3. Secara klinis adalah anak dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (Acute Flaccid Paralysis/AFP). Penyebaran melaui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian terjadi jika otot-otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.
7.    Hepatitis B
Penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B yang merusak hati. Penyebarannya dari darah dan produknya melalui suntikan yang tidak aman, melalui tranfusi darah, dari ibu ke bayi selama proses persalinan atau melalui hubungan seksual. Pada anak sering kali subklinis dan tidak menimbulkan gejala. Gejala infeksi akut adalah merasa lemah, gangguan perut, dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning juga dapat dilihat pada mata ataupun kulit. Bisa menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis hepatis, kanker hati, dan menimbulkan kematian.
2.7    Sasaran Berdasarkan Usia Yang Diimunisasi
a.      Imunisasi Rutin
Imunisasi rutin diberikan kepada: bayi (di bawah satu tahun); Wanita Usia Subur (WUS) ialah wanita berusia 15 – 39 tahun termasuk ibu hamil (Bumil) dan Calon Pengantin (Catin); anak usia sekolah dasar.
b.      Imunisasi Tambahan
         Diberikan kepada bayi dan anak.

2.8     Tempat Untuk Mendapatkan Imunisasi
Tempat pelayanan imunisasi khususnya imunisasi dasar/imunisasi rutin dapat diperoleh di beberapa tempat yaitu : pusat pelayanan yang dimiliki oleh pemerintah seperti Puskesmas, Posyandu, Puskesmas Pembantu,Rumah Sakit atau Rumah Bersalin.

2.9    Kontra Indikasi  Pemberian Imunisasi
a.       Anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat merupakan kontra indikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari 38 derajat Celcius merupakan kontra indikasi  pemberian DPT/HB1 dan campak.
b.      Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang sakit, jangan berikan imunisasi. Mintalah ibu untuk kembali lagi jika bayinya sudah sehat.











2.10 Waktu/Jadwal Pemberian Imunisasi
a.     Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Tabel 2.1.
Jadwal Imunisasi Pada Bayi
UMUR
VAKSIN
0 bulan
HB 0
1 bulan
BCG, Polio 1
2 bulan
DPT Combo 1, Polio 2
3 bulan
DPT Combo 2, Polio 3
4 bulan
DPT Combo 3, Polio 4
9 bulan
Campak

Untuk bayi yang lahir di Rumah Sakit/Puskesmas/Rumah Bersalin/Rumah oleh tenaga kesehatan imunisasi hepatitis B segera diberikan dalam 24 jam pertama kelahiran. Pada Rumah Sakit yang mempunyai jumlah sasaran yang cukup besar dan tempat penyimpanan Vaksin (Lemari Es), Imunisasi BCG dan Polio 1 dapat diberikan sebelum bayi pulang kerumah (Usia 0 bulan).
 
b.             Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Anak SD dan Yang Sederajat
Tabel 2.2.
Jadwal Imunisasi Pada Anak SD
Imunisasi Anak
Sekolah
Pemberian
Imunisasi
Dosis
Kelas 1
DT
Campak
0,5 cc
0,5 cc
Kelas 2
TT
0,5 cc
Kelas 3
TT
0,5 cc






         c.   Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Wanita Usia Subur ( WUS
Tabel 2.3.
Jadwal Imunisasi Pada WUS
Imunisasi
Pemberian
Imunisasi
Selang Waktu
Pemberian Minimal
Masa Perlindungan
Dosis
TT WUS
T1
-
-
0,5 cc
TT WUS
T2
4 mg sth T1
3 Tahun
0,5 cc
TT WUS
T3
6 bl sth T2
5 Tahun
0,5 cc
TT WUS
T4
1 th sth T3
10 Tahun
0,5 cc
TT WUS
T5
1 th sth T4
25 Tahun
0,5 cc