BAB II
PEMBAHASAN
1. Kejang pada neonatus
A. Defenisi
Kejang
pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28hari
sesudah lahir ,Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik
fungsi motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada
otak .
Kejang
bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat,
lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan tanda
penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat
mengakibatkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut
diketahui harus segera di obati. Hal yang paling penting dari kejang pada
bayi baru lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya
dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya mencoba menanggulangi kejang
tersebut dengan obat antikonvulsan.
Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif,
kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking.Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan
kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements)
nistagmus atau mata mengedip-edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan
menelan. Oleh karena itu Manifestasi klinik yang berbeda-beda dan bervariasi,
sering kali kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh yang belum
berpengalaman.Dalam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru
lahir apabila berangsur berulang-ulang dan periodik, harus dipikirkan
kemungkinan Manifestasi kejang.
B. Etiologi
1)
Metabolik
a)
Hipoglikemia
Bila kadar
darah gula kurang dari 30 mg% pada neonatus cukup bulan dan kurang dari 20 mg%
pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Hipoglikemia dapat dengan/tanpa
gejala. Gejala dapat berupa serangan apnea, kejang sianosis, minum lemah,
biasanya terdapat pada bayi berat badan lahir rendah, bayi kembar yang kecil,
bayi dari ibu penderita diabetes melitus, asfiksia.
b)
Hipokalsemia
Yaitu:
keadaan kadar kalsium pada plasma kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 8 mg/100
ml atau kurang dari 4 MEq/.
Gejala: tangis dengan nada tinggi, tonus
berkurang, kejang dan diantara dua serangan bayi dalam keadaan baik.
c)
Hipomagnesemia
Yaitu kadar
magnesium dalam darah kurang dari 1,2 mEg/l. biasanya terdapat bersama-sama
dengan hipokalsemia, hipoglikemia dan lain-lain.
Gejala
kejang yang tidak dapat di atasi atau hipokalsemia yang tidak dapat sembuh
dengan pengobatan yang adekuat.
d)
Hiponatremia dan hipernatremia
Hiponatremia
adalah kadar Na dalam serum kurang dari 130 mEg/l. gejalanya adalah kejang,
tremor. Hipertremia, kadar Na dalam darah lebih dari 145 mEg/l. Kejang yang
biasanya disebabkan oleh karena trombosis vena atau adanya petekis dalam otak.
e)
Defisiensi pirodiksin dan dependensi
piridoksisin
Merupakan
akibat kekurangan vitamin B6. gejalanya adalah kejang yang hebat dan tidak
hilang dengan pemberian obat anti kejang, kalsium, glukosa, dan lain-lain.
Pengobatan dengan memberikan 50 mg pirodiksin.
f)
Asfiksia
Suatu
keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir
etiologi karena adanya gangguan pertukaran gas dan transfer O2 dari
ibu ke janin.
2) Perdarahan
intracranial
Dapat disebabkan oleh trauma lahir
seperti asfiksia atau hipoksia, defisiensi vitamin K, trombositopenia. Perdarahan
dapat terjadi sub dural, dub aroknoid, intraventrikulus dan intraserebral.
Biasanya disertai hipoglikemia, hipokalsemia. Diagnosis yang tepat sukar
ditetapkan, fungsi lumbal dan offalmoskopi mungkin dapat membantu diagnosis.
Terapi : pemberian obat anti kejang dan perbaikan gangguan metabolism bila ada.
3) Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan kejang,
seperti : tetanus dan meningitis
4) Genetik/kelainan
bawaan.
5)
Penyebab lain
v
Polisikemia
Biasanya terdapat pada bayi berat
lahir rendah, infufisiensi placenta, transfuse dari bayi kembar yang satunya ke
bayi kembar yang lain dengan kadar hemoktrokit di atas 65%.
v
Kejang idiopatik
Tidak memerlukan pengobatan yang
spesifik, bila tidak diketahui penyebabnya berikan oksigen untuk sianosisnya.
v
Toksin estrogen
Misalnya : hexachlorophene
C. Patogenesis
Kejang pada neonatus seringkali
tidak dikenali kerena bentuknya yang berbeda dengan kejang orang dewasa dan
anak-anak. Penyelidikan sinemotografi dan EEG menunjukkan bahwa kelainan pada
EGG sesuai dengan twitching dari muka, kedipan muka, menguap, kaku tiba-tiba
dan sebagainya. Oleh karena itu, kejang pada bayi baru lahir tidak spesifikasi
dan lebih banyak digunakan istilah “fit” atau “seizure”.
Manifestasi yang berbeda-beda ini
disebabkan morfologi dan organisasi dari korteks serebri yang belum terbentuk
sempurna pada neonatus.Demikian pula pembentukan dendrit, synopsis dan
mielinasasi. Susunan syarat pusat pada neonatus terutama berfungsi pada medulla
spinalis dan batang orak. Kelainan lokal pada neuron tidak disalurkan kepada
jaringan berikutnya sehingga kejang umum jarang terjadi.
Batang otak berhubungan dengan
gerakan-gerakan seperti menghisap, gerakan bola mata, pernafasan dan
sebagainya, sedangkan fleksi umum atau kekakuan secara fokal atau umum adalah
gejala medula spinalis.
D. Klasifikasi Kejang
kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut :
1) Bentuk
kejang yang hampir tidak terlihat (Subtle) yang sering tidak di insafi sebagai kejang.
Terbanyak di dapat pada neonatus berupa :
ü
Deviasi horizontal bola mata.
ü
Getaran dari kelopak mata
(berkedip-kedip).
ü
Gerakan pipi dan mulut seperti
menghisap, mengunyah, mengecap, dan menguap.
ü
Opnu berulang.
ü
Gerakan tonik tungkai
2)
Kejang klonik multifokal
(miogratory)
Gerakan
klonik berpindah-pindah dari satu anggota gerak ke yang lain secara tidak
teratur, kadang-kadang kejang yang satu dengan yang lain dapat menyerupai
kejang umum.
3)
Kejang tonik
Ekstensi
kedua tungkai, kadang-kadang dengan flexi kedua lengan menyerupai dekortikasi.
4)
Kejang miokolik
Berupa
gerakan flexi seketika seluruh tubuh, jarang terlihat pada neonatus
5)
Kejang umum
Kejang
seluruh badan, sianosis, kesadaran menurun.
6)
Kejang fokal
Gerakan
ritmik 2-3 x/detik. Sentakan yang dimulai dari salah satu kaki, tangan atau
muka (gerakan mata yang berputar-putar, menguap, mata berkedip-kedip,
nistagmus, tangis dengan nada tinggi).
E. Manifestasi
ü
Kejang tersamar
Hampir tidak terlihat
Menggambarkan perubahan tingkah laku.
ü
Bentuk kejang :
Otot muka, mulut, lidah menunjukan
gerakan menyeringai. Gerakan terkejut-kejut pada mulut dan pipi secara
tiba-tiba menghisap, mengunyah, menelan, menguap.
Gerakan bola mata ; deviasi bola
mata secara horisontal, kelopak mata berkedip-kedip, gerakan cepat dari bola mata.
Gerakan pada ekstremitas : pergerakan seperti berenang, mangayuh pada anggota
gerak atas dan bawah. Pernafasan apnea, BBLR hiperpnea.Untuk memastikan :
pemeriksaan EEG.
ü
Kejang merupakan pergerakan abnormal
atau perubahan tonus badan dan tungkai.
§
Kejang klonik
Berlangsung selama 1-3 detik,
terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran.Dapat disebabkan
trauma fokal BBL dengan kejang klonik fokal perlu pemeriksaan USG, pemeriksaan
kepala untuk mengetahui adanya perdarahan otak, kemungkinan infark serebri kejang
klonik multifokal sering terjadi pada BBL, terutama bayi cukup bulan dengan
BB>2500 gram
Bentuk kejang : gerakan klonik pada satu atau lebih
anggota gerak yang berpindah-pindah atau terpisah secara teratur, misal kejang
klonik lengan kiri diikuti kejang klonik tungkai bawah kanan.
§
Kejang tonik
Terdapat pada BBLR, masa kehamilan kurang dari 34
minggu dan pada bayi dengan komplikasi perinatal berat. Bentuk kejang :
berupa pergerakan tonik satu ekstremitas, pergerakan tonik umum dengan ekstensi
lengan dan tungkai, menyerupai sikap deserebasi atau ekstensi tungkai dan
fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi.
§
Kejang mioklonik
Gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat
anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat, gerakan menyerupai refleks
moro.
§
Gemetar
Sering membingungkan kadang terdapat pada bayi normal
yang dalam keadaan lapar (hipoglikemia, hipokalsemia, hiperiritabilitas
neuromuscular). Gerakan tremor cepat tidak disertai gerakan cara
melihatabnormal atau gerakan bola mata dapat timbul dengan merangsang bayi,
sedangkan kejang tidak timbul dengan perangsangan gerakan dominan adalah
gerakan tremor pergerakan ritmik anggota gerak pada gemetar dihentikan dengan
melakukan fleksi anggota gerak.
§
Apnea
Pada BBLR pernafasan tidak teratur, diselingi dengan
henti nafas 3-6 detik, sering diikuti dengan hiperapnea 10-15 detik berhentinya
pernafasan tidak disertai perubahan denyut jantung, tekanan darah, suhu badan,
warna kulit. bentuk pernafasan disebut pernafasan periodik disebabkan belum
sempurnanya pusat pernafasan di batang otak serangan apnea tiba-tiba disertai
kesadaran menurun pada BBLR dicurigai adanya perdarahan intracranial
Perlu pemeriksaan USG:
1. Manifestasi
kejang pada BBL
2.
Tremor/gemetar
3.
Hiperaktif
Ø Kejang-kejang
Ø Tiba-tiba
menangis melengking
Ø Tonus otot
hilang diserati atau tidak dengan hilangnya kesadaran
Ø Pergerakan
tidak terkendali
Ø Nistagmus
atau mata mengedip ngedip paroksismal
F. Diagnosis
1.
Anamnesa
ü
Anemnesa lengkap mengenai keadaan
ibu pada saat hamil
ü
Obat yang di minum oleh ibu saat
hamil
ü
Obat yang diberikan dan yang
diperlukan sewaktu persalinan
ü
Apakah ada anak dan keluarga yang
sebelumnya menderita kejang dan lain-lain.
ü
Riwayat persalinan: bayi lahir
prematus, lahir dengan tindakan, penolong persalinan, asfiksia neontorum
ü
Riwayat immunisasi tetanus ibu,
penolong persalinan bukan tenaga kesehatan
ü
Riwayat perawatan tali pusat dengan
obat tradisional
ü
Riwayat kejang, penurunan kesadaran,
ada gerakan abnormal pada mata, mulut, lidah, ekstremitas
ü
Riwayat spasme atau kekakukan pada
ekstremitas, otot mulut dan perut
ü
Kejang dipicu oleh kebisingan atau
prosedur atau tindakan pengobatan
ü
Riwayat bayi malas minum sesudah
dapat minum normal
ü
Adanya faktor resiko infeksi
ü
Riwayat ibu mendapatkan obat, misal:
heroin, metadon, propoxypen, alkohol
ü
Riwayat perubahan warna kulit
(kuning)
ü
Saat timbulnya dan lama terjadinya
kejang
2.
Pemeriksaan fisik
1.
Kejang
a)
Gerakan normal pada wajah, mata,
mulut, lidah dan ekstremitas
b)
Ekstensi atau fleksi tonik
ekstremitas, gerakan seperti mengayuh sepeda, mata berkedip berputar, juling
c)
Tangisan melengking dengan nada
tinggi, sukar berhenti
d) Perubahan
status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar menonjol, suhu tidak normal.
2.
Spasme
a)
Bayi tetap sadar, menangis kesakitan
b)
Trismus, kekakuan otot mulut pada
ekstremitas, perut, kontraksi otot, tidak terkendali dipicu oleh kebisingan,
cahaya atau prosedur diagnostik
c)
Infeksi tali pusat.
3.
Pemeriksaan laboratorium
Gula darah, kalsium, fospor, magnesium, natrium,
bilirubin, fungsi lumbal, darah tepi, dan kalau mungkin biakan darah dan cairan
serebrospinal foto kepala dan EEG, pemeriksaan sedapat mungkin terarah.
G. Prognosis
Tergantung dari cepat lambatnya
timbul kejang (makin dini timbulnya kejang, makin tinggi angka kematian dan
gejala usia) beratnya penyakit, fasilitas laboratorium, cepat lambatnya
mendapat pengobatan yang adekuat dan baik tidaknya perawatan.
H. Penanganan
1.
Prinsip dasar tindakan mengatasi
kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut:
ü
Mengatasi kejang dengan memberikan
obat anti kejang-kejang (Misal : diazepam, fenobarbital,
fenotin/dilantin)
ü
Menjaga jalan nafas tetap bebas
dengan resusitasi
ü
Mencari faktor penyebab kejang
ü
Mengobati penyebab kejang (mengobati
hipoglikemia, hipokalsemia dan lain-lain)
2.
Obat anti kejang (Buku Acuan
Nasional Maternatal dan Neonatal, 2002)
ü
Diazepam
Dosis 0,1-0,3 mg/kg BB IV disuntikan
perlahan-lahan sampai kejang hilang atau berhenti. Dapat diulangi pada kejang
beruang, tetapi tidak dianjurkan untuk digunakan pada dosis pemeliharaan.
ü
Fenobarbital
Dosis 5-10 mg/kg BB IV disuntikkan
perlahan-lahan, jika kejang berlanjut lagi dalam 5-10 menit. Fenitoin diberikan
apabila kejang tidak dapat di berikan 4-7 mg/kg BB IV pada hari pertama di
lanjutkan dengan dosis pemeliharaan 4-7 mg/kg BB atau oral dalam 2 dosis.
ü
Penanganan kejang pada bayi baru
lahir Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat pastikan bahwa bayi tidak
kedinginan. Suhu dipertahankan 36,5oC - 37oC.
ü
Jalan nafas bayi dibersihkan dengan
tindakan penghisap lendir di seputar mulut, hidung sampai nasofaring.
ü
Bila bayi apnea dilakukan
pertolongan agar bayi bernafas lagi dengan alat bantu balon dan sungkup,
diberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter/menit.
ü
Nilai kondisi bayi selama 15 menit.
Perhatikan kelainan fisik yang ada
ü
Bila kejang sudah teratasi, diberi
cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg BB/hari
ü
Dilakukan anamnesis mengenai
keadaan bayi untuk mencari faktor penyebab kejang.
1.
Apakah kemungkinan bayi dilahirkan
oleh ibu yang berpenyakit DM
2.
Apakah kemungkinan bayi prematur
3.
Apakah kemungkinan bayi mengalami asfiksia
4.
Apakah kemungkinan ibu bayi
mengidap/menggunakan narkotika
ü
Bila sudah teratasi di ambil bahan
untuk pemeriksaan laboratorium untuk mencari faktor penyebab kejang, misalnya :
1.
Elektrolit darah
2.
Gula darah
3.
Kimia darah (kalsium, magnesium)
ü
Bila kecurigaan kearah sepsis dilakukan pemeriksaan fungsi lumbal
ü
Obat diberikan sesuai dengan hasil
penelitian ulang
1.
Apabila kejang masih berulang,
diazepam dapat diberikan lagi sampai 2 kali.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kejang pada bayi baru lahir ialah
kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir (Buku
Kesehatan Anak) Menurut Brown (1974) kejang adalah suatu aritma serebral.
Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik
maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak . Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi
merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini
merupakan gejala gangguan syaraf dan tanda penting akan adanya penyakit lain
sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang
menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut diketahui harus segera di
obati. Hal yang paling penting dari kejang pada bayi baru lahir adalah
mengenal kejangnya,
B.
Saran
Setiap bayi baru lahir beresiko mengalami kejam untuk
itu diharapkan kepada bidan dan ibu hamil untuk mengetahui gejala dari kejang
dan pencegahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Saputra
Lyndon. Penganta Asuhan Neonatus Bayi,
dan Balita.2014. BINARUPA AKSARA : Tanggerang Selatan
Dewi lia vivian
nanny.S.SiT.M.Kes.asuhan neonatus bayi dan anak balita.2010.jakarta.:salemba
medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar